Gus Baha berulang kali menegaskan bahwa salah satu kunci rumah tangga yang harmonis justru adalah rileks dan penuh canda, bukan sibuk membahas masalah setiap saat. Beliau menyebutnya sebagai mula’abah, yaitu komunikasi ringan yang akrab dan penuh kegembiraan, bukan obrolan kaku dan serius melulu.
Kalimat Laa ilaaha illallaah yang diamalkan itu sebagaimana sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW, "man kana awwalu kalamihi Laa ilaaha illallaah wa akhiru kalamihi Laa ilaaha illallaah dakholal jannah".
Dalam banyak kitab tarikh, di antaranya kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, dikisahkan tentang perang Uhud di mana saat itu umat Islam mengalami kekalahan, dan Rasulullah SAW pun terluka. Gigi geraham beliau patah, bibir bawahnya sobek, dahi dan keningnya yang mulia juga bercucuran darah.
Di dunia ini muncul berbagai kesusahan, musibah, masalah, bencana, kekhawatiran, krisis, penyakit dan sebagainya. Tetapi muncul satu pertanyaan; Apakah pantas kita mendeskripsikan dunia dengan sifat-sifat yang jelek itu?
Ketika Anda melihat seorang wanita berpakaian dengan cara yang tidak dapat diterima secara Islami, Anda bisa menasihatinya dengan akhlak dan cara yang baik, jangan sejenak pun berpikir bahwa dia lebih rendah dari Anda secara rohani.
Pondok Pesantren Al-Mubarokah adalah sebuah pesantren yang terletak di daerah Cirebon Jawa Barat tepatnya di batas wilayah terletak sekitar 52 km sebelah timur kabupaten cirebon
Gus Baha selalu menegaskan pentingnya menyebut sanad, karena tanpa sanad, agama ini bisa dibajak oleh siapa saja. Beliau tegas menyindir keras orang yang menolak peran ulama.
Syekh Sholeh Basalamah lahir di Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah 14 juli 1959 M. Putra kedua dari Syekh Muhammad Basalamah Beliau adalah pendiri pesantren Darussalam Brebes
Para sultan itulah yang memiliki kekuasaan penuh terhadap wilayah-wilayah tertentu yang dikuasainya. Maka, Indonesia yang kita kenal hari ini merupakan satu-kesatuan kesultanan di seluruh Indonesia, kemudian melebur menjadi satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Meniti "laku suluk" bukanlah meninggalkan tugas kehambaan yang lain seperti mencari nafkah untuk keluarga, mendidik dan mengasuh anak. Memahami makrifat bukan berarti menjadi pemalas dan anti syariat. Tapi, justru terpancar ketakwaannya kepada Allah secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.