Rabu, 11 Desember 2024 Pesantren Qotrun Nada beralamatkan di Jalan Qotrun Nada No. 1, Cipayung Jaya, Cipayung, Kota Depok,...
Selasa, 10 Desember 2024 Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'ien merupakan salah satu pondok pesantren yang ada di Kota...
Selasa, 10 Desember 2024 Pondok Pesantren Darul Falah Ternate yang dirintis oleh KH. Achmad Dardiri perantau dari Jawa Timur...
Senin, 9 Desember 2024 Pesantren Al-Masyhad Mambaul Falah Wali Sampang menerapkan Visi Sebagai lembaga pendidikan islam...
Sabtu, 7 Desember 2024 Pesantren Darul Hikmah Banyumas Jawa Tengah
Jumat, 6 Desember 2024 Pondok Pesantren Inayatullah Gasing berdiri sejak tahun 1997, yang diprakarsai oleh H. Djema’in,...
Jumat, 6 Desember 2024 Pondok Pesantren Al-Husna didirikan pada tahun 2003 oleh KH. Muhammad Azhari Al-Hafidz di Payaman,...
Selasa, 3 Desember 2024 Pondok Pesantren Tidar ini berdiri atas cita-cita dari sang Pendiri KH. Musyarofi Zarkasyi yang...
Pesantren adalah institusi pendidikan keagamaan yang sangat unik dan indigenius, khas Indonesia. Telah beratus tahun lahir, tetapi ia masih eksis sampai hari ini, dan masih diminati oleh masyarakat.
Pesantren Tebuireng akan mengadakan Festival Pesantren Tebuireng 2024 pada Rabu sampai Sabtu 1-4 Mei 2024 di Pesantren Tebuireng, Jombang. Acara ini menjadi momen bersejarah yang dinantikan oleh para santri dan alumni dari berbagai penjuru Tanah Air.
Mustasyar Yayasan Islam Al-Hamidiyah, Dr. (H.C.) H. Lukman Hakim Saifuddin menuturkan dalam sambutannya, bahwa haul merupakan peringatan atas wafatnya sosok yang hebat dan kharismatik.
Selasa pagi (9/12/2024) Pesantren Al-Hikam Depok menyelenggarakan Khotmul Qur'an sebagai bentuk tasyakuran harlah pesantren yang ke-13. Acara tersebut diadakan di maqbarah Almarhum Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi, pendiri pesantren.
Silaturrahmi Bani Hadu dan Bani Ruham ini merupakan momentum penting tersambungnya silsilah para kyai, nyai dan pesantren besar di Jawa Timur, mulai dari Banyuwangi sampai pulau Garam Madura.
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Demikianlah sebuah pribahasa yang sepertinya tepat menggambarkan sosok kharismatik KH. Achmad Sjaichu,” ujar Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya sebagai Keynote Speaker.